Governance merupakan sebuah mekanisme yang ditujukan untuk memastikan organisasi dapat hidup sesuai standar yang dibuat. Standar yang diterapkan ini harus menjadikan perusahaan lebih berkembang pada efisiensi kerja perusahaan. Sebuah perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan nilai yang ingin dicapai, apabila tidak memiliki standar kerja yang jelas. 

Oleh karena itu, governance sangat berpengaruh dalam membentuk sistem organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kekacauan baik secara internal maupun eksternal. Meskipun sama-sama merupakan konsep penting dalam pengelolaan organisasi, kita perlu membedakan governance dan leadership dalam pembentukan struktur dan penentuan standar. Governance berfungsi sebagai dewan pengawas yang mengawasi jalannya organisasi atau perusahaan dan memiliki kewenangan untuk memecat CEO, apabila CEO dirasa tidak memberikan dampak yang berarti untuk perusahaan. Sementara itu, leadership merupakan insting murni yang harus dimiliki para pemangku kepentingan dalam perusahaan untuk membentuk cara kerja karyawan dan menunjang berjalannya sebuah organisasi. Governance dan leadership merupakan hal yang saling berkaitan dalam membentuk sistem yang baik dalam menjalankan sebuah organisasi. Leadership yang tidak didampingi dengan mekanisme pengawasan yang jelas tidak selalu berjalan dengan baik. Dalam menjalankan pengawasan yang baik, sebuah perusahaan memerlukan komite pengawas yang bertanggung jawab dalam membentuk struktur dan mekanisme kerja organisasi. 

 Dalam memahami isu governance dalam organisasi, kita perlu memahami dinamika dari masing-masing departemen kerja yakni departemen SDM, departemen kepatuhan, departemen risiko, dan departemen IT. Keempat departemen ini akan berhubungan satu sama lain, termasuk dengan komite pengawas dalam membentuk mekanisme kerja yang menunjang sebuah perusahaan. Departemen SDM merupakan elemen penting yang dibutuhkan oleh komite pengawas dalam membentuk mekanisme kerja sebuah perusahaan/organisasi. Komite SDM  memuat data dan informasi mengenai persebaran sumber daya manusia di dalam sebuah perusahaan/organisasi. Departemen kepatuhan yakni departemen yang berurusan untuk membentuk SOP, misalnya atribut berpakaian. Departemen risiko yakni departemen yang mengawasi risiko kerja dan berupaya menghindari risiko kerja yang berdampak buruk terhadap perusahaan. Terakhir, departemen IT yakni departemen yang berhubungan dalam membentuk sistem kerja digital dan departemen yang menyimpan data-data penting perusahaan. Empat departemen yang disebutkan di atas harus saling bekerja satu sama lain dalam membentuk mekanisme kerja/governance dalam sebuah perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia secara efisien dan efektif. Agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik, empat departemen ini harus berhubungan satu sama lain. Untuk mendukung hal tersebut, terdapat lima topik menarik dan esensial yang harus dibaca dan dipahami oleh komite pengawas dalam membuat keputusan bersama-sama dengan keempat departemen. Adapun topik-topik menarik tersebut di antaranya:

1. Data Quality, Privacy, & Security

Topik ini membahas tentang tata kelola data internal yang berkaitan dengan data yang berkualitas dan keamanan yang tinggi. Selain itu, kualitas data, privasi, dan keamanan juga membicarakan mengenai keamanan dan kenyamanan antar tim, terutama tim IT dan HR dalam bekerja.  Apabila terjadi kebocoran data, bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkannya?

2. Memahami Labor Laws dalam Mengelola SDM 

Topik ini membahas kaitan antara penanganan sumber daya manusia dengan penerapan hukum ketenagakerjaan. Memahami topik ini penting agar di kemudian hari perusahaan atau organisasi tidak dituntut hukum oleh tenaga kerja sebab melakukan kesalahan tata kelola SDM. 

3. Menjalankan Kode Etik Perusahaan 

Topik ini membahas tentang kode etik yang dilaksanakan oleh perusahaan, seperti cara berpakaian dalam bekerja dan kondisi lingkungan kerja. Termasuk di dalam kode etik ini adalah adanya penerapan SOP dalam menjalankan perusahaan. 

4. Memahami Pemberian Insentif 

Memahami topik ini berfungsi untuk mengurangi adanya pemberian insentif yang mengikat dan terkesan sembarangan.  Pemberian insentif yang sembrono dapat berkaitan dengan bonus yang mungkin akan diberikan apabila mencapai target tertentu tanpa memperdulikan target konsumen dan hanya berorientasi pada keuntungan sepihak perusahaan. 

5. Memahami Risiko HR 

Memahami kemungkinan risiko yang muncul dalam menangani sumber daya adalah hal yang penting. Tata kelola khususnya di bidang HR menjadi penting, karena perubahan cara kerja dari WFH menjadi hybrid meningkatkan risiko perusahaan kehilangan talent pentingnya jika perusahaan tidak bisa adaptif mengubah kebijakannya.  Oleh karena itu, memiliki pemahaman yang baik dalam mengelola SDM akan sangat membantu memitigasi risiko tersebut. Oleh karena itu, penting bagi tim HR untuk mendapatkan pelatihan dalam penguasaan terhadap pengelolaan SDM. Pelatihan seperti ini, baik yang ditujukan untuk memahami risiko HR maupun dalam keempat topik lainnya dapat dilakukan bersama dengan tim Edukarir. Tim Edukarir tidak hanya akan memberikan pelatihan, tetapi juga menyesuaikan materi yang dibutuhkan dengan masalah yang dialami oleh masing-masing perusahaan. Setelah memahami topik-topik penting ini, komite pengawas ini juga harus memastikan kejelasan peran dan tanggung jawab untuk tugas-tugas penting dalam organisasi. Hal ini karena, memastikan adanya governance yang baik dalam menjalankan organisasi adalah tugas utama dari komite pengawas. Sudah siapkah kita dalam membangun governance yang baik dalam perusahaan? 

Referensi 

Academy to Innovate HR. (n.d.). Corporate governance and stakeholder engagement.

Dokumentasi pribadi.

Elliott, O. V. (2002). The tools of government: A guide to the new governance. Oxford

University Press.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *